Sebagai pelaku usaha, Anda terkadang harus selalu memperbarui materi-materi berpromosi brand Anda. Selain agar konsumen tidak merasa bosan, materi promo yang baru memang perlu dengan rutin untuk update agar calon konsumen atau bahkan pelanggan pun selalu merasa tertarik pada brand milik Anda. Yang menjadi sedikit rumit, adalah sampai sejauh apa Anda dapat menggali ide-ide untuk dijadikan materi berpromosi, sehingga menghasilkan sebuah konten yang menarik, fresh, dan disukai banyak orang.
Data yang dilansir oleh Marketeers mengungkapkan, bahwa sebanyak 78% dari netizen mengaku dengan rutin menonton video online setiap minggunya, sementara sisanya sebanyak 55% menonton online setiap harinya. Hal ini yang membuat banyak brand di Indonesia, termasuk UKM, ikut menggunakan media video sebagai materi berpromosi.
Salah satu materi video yang banyak digunakan oleh brand Indonesia, maupun internasional adalah dengan memainkan unsur emosi yang dimiliki oleh manusia. Karena dengan memainkan unsur emosional yang dimiliki manusia, dapat menimbulkan rasa lain yaitu empati. Empati sendiri membuat manusia akan mengingat suatu pesan lebih lama, yang menghasilkan hasil bahwa mereka pun akan mengingat hal tersebut lebih lama, yang mana adalah materi sebuah iklan, beserta brand yang membawa materi tersebut.
Sebagai contoh, mari kita simak iklan yang berasal dari negara Thailand di bawah ini:
Video di atas murni merupakan video iklan yang diciptakan oleh Vizer CCTV, sebuah perusahaan yang memproduksi alat kamera pemantau asal Thailand, yang berujung pada viralnya video tersebut. Video promosi tersebut bercerita mengenai seorang pemulung yang tidak memiliki tempat tinggal sehingga ia menumpang tidur di depan sebuah toko. Pemilik toko pun tahu, dan pada keesokan harinya ia tidak merasa senang. Pemilik toko tersebut pun mengusir pemulung tersebut dengan berbagai cara, mulai dari disiram menggunakan air, dan lain-lain.
Setiap hari, kejadian ‘numpang’ tidur dan pengusiran pun selalu terjadi. Namun, pada suatu hari pemululng tersebut tidak nampak sampai beberapa hari ke depannya. Pemilik toko pun merasa penasaran dan akhirnya, ia melakukan pengecekan pada video CCTV yang ia pasang di depan toko. Saat itulah, ia menyadari bahwa pemulung tersebut meninggal akibat membela tokonya dari serangan perampok yang ingin membobol toko tersebut.
Video ini pun menjadi tersebar luas, bahkan, banyak video-video yang khusus dibuat untuk merekam ekspresi orang-orang dari berbagai negara saat menonton video tersebut, dan berujung pada komentar-komentar simpati dan empati terhadap tokoh dalam video tersebut. Meskipun kita semua tahu bahwa tokoh gelandangan tersebut merupakan aktor yang berperan dan mendapat bayaran, namun video tersebut telah berhasil membuat berbagai kalangan yang menonton video tersebut menjadi terenyuh dan pada akhirnya mengingat brand yang diusung pada iklan tersebut.
Menurut sebuah riset dan ulasan yang berjudul ‘The Rise of Sadvertising Why Brands are Determined To Make You Cry’ dari Fast Company, bahwa saat kita berusaha untuk menelaah dan meneliti apa yang disajikan media akhir-akhir ini, konten yang berisi hal-hal yang ‘memiliki arti’ dan memancing rasa emosional (sedih, senang, haru, dan lain-lain) memang memiliki tempat tersendiri di pikiran masyarakat. Konten yang mengandung unsur emosional tersebut pun memiliki peluang sangat besar untuk kembali disebar luaskan oleh penonton.